10 November di tandai sebagai Hari Pahlawan
nasional. Bukan tanpa sebab hari pahlawan ini dicanangkan di negeri ini.
Tercetusnya hari pahlawan nasional ini diceritakan dari pertempuran antara
tentara Indonesia dengan pasukan Belanda di Surabaya yang terjadi pada 10
November 1945.
Dulu orang mengira bahwa pahlawan hanya
mereka-mereka yang berasal dari masa perjuangan yang ikut andil dalam
memerdekakan bangsa. Namun pada saat ini untuk istilah pahlawan sangat luas
sekali maknanya. Pahlawanpun banyak jenisnya saat ini, seperti pahlawan
revolusi, pahlawan tanda jasa, dan
seorang yang kita jadikan pahlawan dalam hidup kita seperti seorang ibu
pahlawan bagi anaknya. Lalu bagaimana pahlawan menurutmu?
Pahlawan bagiku dialah seorang yang rela
berkorban jiwa dan raganya demi kepentingan orang lain tanpa memperdulikan
dirinya sendiri. Tulus ikhlas dalam memperjuangkan apa yang dia lakukan demi
kebaikan perseorangan maupun kelompok dan tak mengeluh ataupun menuntut balasan
atas jasa yang telah diperjuangkannya.
Namun disini saya akan membahas sosok
pahlawan yang selama ini selalu setia dan tulus berkorban demi anak-anaknya.
Mereka sering dipanggil ayah dan ibu, papa dan mama, ayahanda dan bunda hingga
pipi dan mimi yang mengikuti trend zaman saat ini.
Saat pertama kita dilahirkan orang yang
pertama kali bahagia atas kelahiran kita pastilah orang tua. Orang tua yang
telah menanti-nanti akan kehadiran buah hatinya yang lama dikandungan ibunya
serta ayah yang tak sabar mengumandangkan adzan ditelinga sang buah hati.
Menjaga tidur kita, terbangun disaat malam
istirahatnya demi menenangkan kita. Merawat dan melindungi jiwa raga yang masih
rentan dan lemah akan kerasnya dunia ini. Ayah yang senantiasa mencari nafkah tanpa
pernah mengeluh lelah dihadapanmu dan hilang seketika lelah itu saat melihat
tawamu yang lugu.
Seiring berjalannya waktu dan usia yang
semakin bertambah dan menua, kasih sayang orang tua tak sedikitpun luntur pada
anaknya, namun kasih sayang anak masih naik turun bagaikan temperatur suhu yang
naik saat keinginannya terpenuhi dan turun saat dia merasa orang tuanya tak
memberikan apa yang di inginkannya.
Teringat lagu yang berbunyi, “kasih ibu
sepanjang beta, tak terhingga sepanjang masa , hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia“. Inilah salah satu lagu yang menggambarkan
besarnya kasih sayang ibu pada anaknya, namun ada pula yang berkata kasih
sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah.
Bukan hanya dari kasih sayang orang tua
yang luar biasa ini kita menjadikan beliau seorang pahlawan, tapi dari segala
pengorbanan dan jasa-jasa beliau kepada kita. Banyaknya harta, luasnya tanah
maupun kemurnian emas yang asli belum bisa membalas semua yang telah orang tua
curahkan kepada anaknya.
Maka dari itu kita sebagai anak sepatutnya
bisa memberikan yang terbaik bagi orang tua, karena beliaulah yang berjasa di
kehidupan kita saat kita pertama dilahirkan hingga bisa menjadi orang yang
sehebat ini. Walaupun kita belum bisa membalas segala jasa dan pengorbanan
orang tua, tetapi dengan kita menghormati dan melakukan perintahnya selama
dalam hal kebaikan mereka pastilah merasa senang.
Itulah pahlawan bagi seorang pahlawan,
tanpa orang tua seorang pahlawan belum tentu terlahir di dunia ini. Pahlawan
Revolusi, pahlawan tanpa tanda jasa dan pahlawan apapun itu pastilah mereka
memiliki orang tua yang hebat yang telah membentuk mereka menjadi seorang
pahlawan bagi kehidupan bangsa ini. Jadi mari kita jaga dan sayangi pahlawan
kita seperti mereka menjaga dan berkorban demi kita J .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar