Halaman

Sabtu, 10 November 2012

Pahlawan Bagi Seorang Pahlawan


10 November di tandai sebagai Hari Pahlawan nasional. Bukan tanpa sebab hari pahlawan ini dicanangkan di negeri ini. Tercetusnya hari pahlawan nasional ini diceritakan dari pertempuran antara tentara Indonesia dengan pasukan Belanda di Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945.
Dulu orang mengira bahwa pahlawan hanya mereka-mereka yang berasal dari masa perjuangan yang ikut andil dalam memerdekakan bangsa. Namun pada saat ini untuk istilah pahlawan sangat luas sekali maknanya. Pahlawanpun banyak jenisnya saat ini, seperti pahlawan revolusi,  pahlawan tanda jasa, dan seorang yang kita jadikan pahlawan dalam hidup kita seperti seorang ibu pahlawan bagi anaknya. Lalu bagaimana pahlawan menurutmu?
Pahlawan bagiku dialah seorang yang rela berkorban jiwa dan raganya demi kepentingan orang lain tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Tulus ikhlas dalam memperjuangkan apa yang dia lakukan demi kebaikan perseorangan maupun kelompok dan tak mengeluh ataupun menuntut balasan atas jasa yang telah diperjuangkannya.
Namun disini saya akan membahas sosok pahlawan yang selama ini selalu setia dan tulus berkorban demi anak-anaknya. Mereka sering dipanggil ayah dan ibu, papa dan mama, ayahanda dan bunda hingga pipi dan mimi yang mengikuti trend zaman saat ini.
Saat pertama kita dilahirkan orang yang pertama kali bahagia atas kelahiran kita pastilah orang tua. Orang tua yang telah menanti-nanti akan kehadiran buah hatinya yang lama dikandungan ibunya serta ayah yang tak sabar mengumandangkan adzan ditelinga sang buah hati.
Menjaga tidur kita, terbangun disaat malam istirahatnya demi menenangkan kita. Merawat dan melindungi jiwa raga yang masih rentan dan lemah akan kerasnya dunia ini. Ayah yang senantiasa mencari nafkah tanpa pernah mengeluh lelah dihadapanmu dan hilang seketika lelah itu saat melihat tawamu yang lugu.
Seiring berjalannya waktu dan usia yang semakin bertambah dan menua, kasih sayang orang tua tak sedikitpun luntur pada anaknya, namun kasih sayang anak masih naik turun bagaikan temperatur suhu yang naik saat keinginannya terpenuhi dan turun saat dia merasa orang tuanya tak memberikan apa yang di inginkannya.
Teringat lagu yang berbunyi, “kasih ibu sepanjang beta, tak terhingga sepanjang masa , hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia“. Inilah salah satu lagu yang menggambarkan besarnya kasih sayang ibu pada anaknya, namun ada pula yang berkata kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah.
Bukan hanya dari kasih sayang orang tua yang luar biasa ini kita menjadikan beliau seorang pahlawan, tapi dari segala pengorbanan dan jasa-jasa beliau kepada kita. Banyaknya harta, luasnya tanah maupun kemurnian emas yang asli belum bisa membalas semua yang telah orang tua curahkan kepada anaknya.
Maka dari itu kita sebagai anak sepatutnya bisa memberikan yang terbaik bagi orang tua, karena beliaulah yang berjasa di kehidupan kita saat kita pertama dilahirkan hingga bisa menjadi orang yang sehebat ini. Walaupun kita belum bisa membalas segala jasa dan pengorbanan orang tua, tetapi dengan kita menghormati dan melakukan perintahnya selama dalam hal kebaikan mereka pastilah merasa senang.
Itulah pahlawan bagi seorang pahlawan, tanpa orang tua seorang pahlawan belum tentu terlahir di dunia ini. Pahlawan Revolusi, pahlawan tanpa tanda jasa dan pahlawan apapun itu pastilah mereka memiliki orang tua yang hebat yang telah membentuk mereka menjadi seorang pahlawan bagi kehidupan bangsa ini. Jadi mari kita jaga dan sayangi pahlawan kita seperti mereka menjaga dan berkorban demi kita J .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar