Halaman

Selasa, 25 September 2012

Resolusi


Aku Pasti Bisa, Harus Bisa dan Yakin Bisa

Kurang lebih 18 tahun yang lalu aku terlahir di dunia ini, perjalanan hidup mulai dari masa balita, anak-anak, remaja dan kinipun aku memasuki usia dewasa. Seiring bertambahnya usia dan pertumbuhan fisik, di iringi pula berkembangnya pola pikir ini. Akupun teringat akan masa kecilku saat Bapak/Ibu guru yang memberikan pertanyaan, “cita-cita kamu mau jadi apa? “. Saat itu yang aku pikirkan ialah menjadi seorang guru, sedangkan temanku yang lain ada yang ingin menjadi polisi, dokter, pilot, astronot, dan lain sebagainya.
Yah, itulah masa dimana kita dapat bebas berimajinasi, berangan-angan dan bermain. Namun, seiring berjalannya waktu, disaat kita mulai mengenal kehidupan yang keras dan penuh akan tipu daya ini, sering terbesit berbagai keluhan dan rasa pesimis yang menghantui impian kita saat kecil yang begitu indah nan lugunya.
Seiring berjalannya waktu dan tanpa disadari, cita-cita itu kandas bukan karena kejamnya dunia ini maupun takdir yang kita salahkan akan suatu kegagalan yang kita alami. Tapi, itu semua timbul dari perilaku yang secara tidak kita sadari menghapus cita-cita kita yang indah itu seperti, membuang waktu dengan sia-sia, membolos sekolah, dan berbagai kegiatan yang hanya menimbulkan efek negatif pada diri kita. Dari sinilah perlahan demi perlahan kita mulai mengacuhkan segala masa depan yang semestinya dapat dicapai dengan indahnya.
 Akupun teringat sepenggal ayat yang berbunyi ”ALLAH tidak akan merubah suatu kaum, apabila dia tidak mau merubah dirinya sendiri”. Kurang lebih seperti itu yang dapat aku resapi hingga membuatku berfikir akan perjalanan hidup dari dulu sampai saat ini. Tak ingin berpangku akan hidup yang penuh teka-teki ini, akupun berusaha sekuat tenaga jiwa dan raga ini demi masa depan yang cerah. Walaupun dirasa alur hidup ini terkadang membingungkan, aku jalani semua ini dengan doa dan upaya yang terbaik.
Dengan latar belakang pendidikanku dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP Negeri kemudian SMK, dan saat ini aku bersyukur diberi kesempatan melanjutkan study di salah satu Perguruan Tinggi islam di fakultas pendidikan. Ya ini sesuai dengan harapanku menjadi seorang guru. Tetapi, perjalanan masih panjang untuk bisa menempuh cita-citaku itu. Di tempat aku menuntut ilmu saat ini aku dituntut untuk dapat menguasai materi Bahasa Arab, karna aku mengambil jurusan PGMI. Disini tidak hanya ilmu agama yang harus aku kuasai tapi juga perilaku yang harus dapat diteladani oleh murid-muridku kelak.
Walaupun aku sedikit terhambat akan minimnya pengetahuanku di materi Bahasa Arab, yang dituntut untuk menguasai materi. Sebab, selama 12 tahun aku mengenyam pendidikan aku belum pernah belajar mengenai Bahasa Arab, tapi bersyukurnya aku bisa membaca Al-Quran dengan baik. Dengan tuntutan ini, sempat membuatku cukup untuk dibilang depresi. Namun, aku tak ingin begitu saja menyerah aku harus tetap optimis menjadi tenaga pengajar yang profesional dan berkualitas tinggi sehinga dapat mencetak para generasi bangsa yang berintelektual dan berbudi pekerti luhur. Akupun memotivasi diriku dengan memulai ucapan “aku pasti bisa, harus bisa dan yakin bisa”, karena hanya itu pilihanku satu-satunya yang disertai dengan doa dan usaha.
Sambil berjalannya waktu aku belajar di bangku kuliah, para pembimbingpun berbagi segala kelebihan dan kekurangan menjadi seorang guru. Dan bisa dibilang lebih banyak hambatan dan tantangan yang dialami menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Dari minimnya gaji yang diperoleh, syarat dan ketentuan yang harus di ikuti, dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, semua ini semakin membuka mata hatiku dan memantapkan niatku untuk menjadi seorang guru. Karena aku pernah mendengar, “sebaik-baiknya manusia, yaitu yang bermanfaat bagi sesama” dan tentang amalan manusia yang tidak akan putus meskipun dia telah meninggal yaitu ilmu yang bermanfaat.
Dari sinilah aku semakin yakin untuk memantapkan diriku menjadi seorang guru dengan segala konsekuensinya, namun di sisi lain kita ikut serta memajukan kehidupan bangsa dan kita memperoleh pahala akan ilmu yang kita berikan. Jadi, 4 tahun yang akan datang tunggu aku para generasi penerus bangsa sebagai pengajarmu. Amin Ya Rabb ..