Aku
Pasti Bisa, Harus Bisa dan Yakin Bisa
Kurang lebih 18 tahun yang
lalu aku terlahir di dunia ini, perjalanan hidup mulai dari masa balita,
anak-anak, remaja dan kinipun aku memasuki usia dewasa. Seiring bertambahnya
usia dan pertumbuhan fisik, di iringi pula berkembangnya pola pikir ini. Akupun
teringat akan masa kecilku saat Bapak/Ibu guru yang memberikan pertanyaan,
“cita-cita kamu mau jadi apa? “. Saat itu yang aku pikirkan ialah menjadi
seorang guru, sedangkan temanku yang lain ada yang ingin menjadi polisi,
dokter, pilot, astronot, dan lain sebagainya.
Yah, itulah masa dimana kita
dapat bebas berimajinasi, berangan-angan dan bermain. Namun, seiring
berjalannya waktu, disaat kita mulai mengenal kehidupan yang keras dan penuh
akan tipu daya ini, sering terbesit berbagai keluhan dan rasa pesimis yang
menghantui impian kita saat kecil yang begitu indah nan lugunya.
Seiring berjalannya waktu dan
tanpa disadari, cita-cita itu kandas bukan karena kejamnya dunia ini maupun
takdir yang kita salahkan akan suatu kegagalan yang kita alami. Tapi, itu semua
timbul dari perilaku yang secara tidak kita sadari menghapus cita-cita kita
yang indah itu seperti, membuang waktu dengan sia-sia, membolos sekolah, dan berbagai
kegiatan yang hanya menimbulkan efek negatif pada diri kita. Dari sinilah
perlahan demi perlahan kita mulai mengacuhkan segala masa depan yang semestinya
dapat dicapai dengan indahnya.
Akupun teringat sepenggal ayat yang berbunyi ”ALLAH
tidak akan merubah suatu kaum, apabila dia tidak mau merubah dirinya sendiri”.
Kurang lebih seperti itu yang dapat aku resapi hingga membuatku berfikir akan
perjalanan hidup dari dulu sampai saat ini. Tak ingin berpangku akan hidup yang
penuh teka-teki ini, akupun berusaha sekuat tenaga jiwa dan raga ini demi masa
depan yang cerah. Walaupun dirasa alur hidup ini terkadang membingungkan, aku
jalani semua ini dengan doa dan upaya yang terbaik.
Dengan latar belakang
pendidikanku dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP Negeri kemudian SMK, dan
saat ini aku bersyukur diberi kesempatan melanjutkan study di salah satu
Perguruan Tinggi islam di fakultas pendidikan. Ya ini sesuai dengan harapanku
menjadi seorang guru. Tetapi, perjalanan masih panjang untuk bisa menempuh
cita-citaku itu. Di tempat aku menuntut ilmu saat ini aku dituntut untuk dapat
menguasai materi Bahasa Arab, karna aku mengambil jurusan PGMI. Disini tidak
hanya ilmu agama yang harus aku kuasai tapi juga perilaku yang harus dapat
diteladani oleh murid-muridku kelak.
Walaupun aku sedikit terhambat
akan minimnya pengetahuanku di materi Bahasa Arab, yang dituntut untuk
menguasai materi. Sebab, selama 12 tahun aku mengenyam pendidikan aku belum pernah
belajar mengenai Bahasa Arab, tapi bersyukurnya aku bisa membaca Al-Quran
dengan baik. Dengan tuntutan ini, sempat membuatku cukup untuk dibilang depresi.
Namun, aku tak ingin begitu saja menyerah aku harus tetap optimis menjadi
tenaga pengajar yang profesional dan berkualitas tinggi sehinga dapat mencetak
para generasi bangsa yang berintelektual dan berbudi pekerti luhur. Akupun
memotivasi diriku dengan memulai ucapan “aku pasti bisa, harus bisa dan yakin
bisa”, karena hanya itu pilihanku satu-satunya yang disertai dengan doa dan
usaha.
Sambil berjalannya waktu aku
belajar di bangku kuliah, para pembimbingpun berbagi segala kelebihan dan
kekurangan menjadi seorang guru. Dan bisa dibilang lebih banyak hambatan dan
tantangan yang dialami menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Dari minimnya
gaji yang diperoleh, syarat dan ketentuan yang harus di ikuti, dan lain
sebagainya. Namun di sisi lain, semua ini semakin membuka mata hatiku dan
memantapkan niatku untuk menjadi seorang guru. Karena aku pernah mendengar,
“sebaik-baiknya manusia, yaitu yang bermanfaat bagi sesama” dan tentang amalan
manusia yang tidak akan putus meskipun dia telah meninggal yaitu ilmu yang
bermanfaat.
Dari sinilah aku semakin yakin
untuk memantapkan diriku menjadi seorang guru dengan segala konsekuensinya,
namun di sisi lain kita ikut serta memajukan kehidupan bangsa dan kita
memperoleh pahala akan ilmu yang kita berikan. Jadi, 4 tahun yang akan datang
tunggu aku para generasi penerus bangsa sebagai pengajarmu. Amin Ya Rabb ..